Rumah Inovasi Indonesia Disiapkan BRIN sebagai Penggerak Hilirisasi Riset dan Kolaborasi Nasional

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:54:55 WIB
Rumah Inovasi Indonesia Disiapkan BRIN sebagai Penggerak Hilirisasi Riset dan Kolaborasi Nasional

JAKARTA - Upaya mendorong hasil riset agar tidak berhenti sebagai laporan ilmiah terus menjadi perhatian pemerintah. Inovasi dinilai harus hadir lebih dekat dengan industri, investor, dan masyarakat agar memberi dampak nyata bagi pembangunan nasional.

Dalam konteks tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional mengambil langkah strategis dengan menyiapkan sebuah ruang integrasi inovasi. Inisiatif ini diharapkan mampu menjawab tantangan lama soal hilirisasi riset dan keterhubungan antar pemangku kepentingan.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyiapkan Rumah Inovasi Indonesia sebagai pusat integrasi pengelolaan inovasi nasional untuk mempercepat hilirisasi riset serta memperkuat kolaborasi antara peneliti, industri, investor, dan masyarakat. Kehadiran Rumah Inovasi Indonesia dirancang sebagai ekosistem terbuka yang mempertemukan berbagai aktor inovasi dalam satu simpul yang saling terhubung.

Dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, Kepala BRIN Arif Satria menyampaikan bahwa Rumah Inovasi Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai ruang pamer hasil riset. Fasilitas ini juga diproyeksikan menjadi penghubung aktif antara inovator dengan mitra potensial.

Rumah Inovasi sebagai Simpul Ekosistem Kolaboratif

Arif Satria menjelaskan bahwa Rumah Inovasi Indonesia dirancang sebagai simpul ekosistem inovasi nasional. Fokus utamanya adalah memastikan inovasi dapat bergerak dari laboratorium menuju pemanfaatan nyata.

“Rumah Inovasi Indonesia ini menjadi tempat matchmaking antara inovator, industri, investor, dan pengguna. Jadi inovasi tidak berhenti di laboratorium,” katanya. Pernyataan tersebut menegaskan orientasi BRIN untuk mendorong inovasi agar segera terhubung dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.

Menurut Arif, selama ini banyak hasil riset yang memiliki potensi besar. Namun, keterbatasan ruang temu antara peneliti dan pengguna membuat inovasi tersebut berjalan lambat.

Rumah Inovasi Indonesia diharapkan menjadi jawaban atas persoalan tersebut. Di dalamnya, berbagai pihak dapat saling bertemu, berdiskusi, dan menjajaki peluang kerja sama.

Arif menyebut bahwa Rumah Inovasi Indonesia akan memuat berbagai komponen penting pengelolaan inovasi. Komponen tersebut dirancang untuk membentuk proses hilirisasi yang lebih terstruktur dan sistematis.

Beragam elemen seperti basis data inovasi, manajemen kekayaan intelektual, hingga skema pendanaan akan terintegrasi dalam satu sistem. Pendekatan ini diyakini mampu memangkas jarak antara riset dan implementasi.

“Di dalamnya ada dashboard inovasi, manajemen IP, database riset, startup, sampai venture capital. Ini kita siapkan agar proses hilirisasi lebih sistematis,” ujarnya. Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa Rumah Inovasi Indonesia bukan sekadar ruang fisik, tetapi juga sistem pengelolaan inovasi yang komprehensif.

Platform Digital dan Akses Terbuka bagi Publik

Selain menghadirkan ruang kolaborasi secara langsung, Rumah Inovasi Indonesia juga akan didukung oleh platform digital berbasis aplikasi. Platform ini dirancang agar publik dapat mengakses informasi inovasi BRIN secara lebih terbuka dan transparan.

Menurut Arif, keterbukaan informasi menjadi kunci dalam mempercepat adopsi inovasi. Masyarakat dan pelaku industri perlu mengetahui apa saja inovasi yang tersedia dan sejauh mana kesiapan teknologinya.

Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat melihat berbagai detail inovasi. Informasi yang tersedia meliputi status kesiapterapan teknologi, kontak peneliti, hingga peluang kolaborasi yang bisa dijajaki.

“Orang bisa langsung tahu inovasi apa yang ada, Technology Readiness Level/TRL-nya berapa, siapa penelitinya, dan bagaimana berkolaborasi,” lanjut dia. Pernyataan ini menunjukkan komitmen BRIN dalam mendorong keterhubungan yang lebih praktis dan efisien.

Akses terbuka ini diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan informasi antara dunia riset dan dunia industri. Dengan demikian, proses pencocokan kebutuhan dan solusi dapat terjadi lebih cepat.

Platform digital tersebut juga berfungsi sebagai sarana diseminasi inovasi. Inovasi yang sebelumnya hanya dikenal di kalangan terbatas kini dapat diakses oleh publik yang lebih luas.

Arif menilai bahwa selama ini lemahnya komunikasi menjadi salah satu tantangan utama riset di Indonesia. Banyak inovasi telah dihasilkan, namun tidak semua dikenal oleh calon pengguna.

Mengatasi Tantangan Diseminasi dan Adopsi Inovasi

Arif mengungkapkan bahwa lemahnya diseminasi hasil riset menjadi persoalan klasik. Inovasi yang seharusnya bermanfaat luas sering kali tidak sampai ke tangan pengguna.

Dengan hadirnya Rumah Inovasi Indonesia, BRIN berharap proses adopsi inovasi dapat berlangsung lebih cepat. Pengguna tidak hanya menjadi penerima, tetapi juga dapat terlibat aktif dalam proses pengembangan.

Interaksi dua arah antara peneliti dan pengguna dinilai sangat penting. Umpan balik dari lapangan dapat menjadi bahan evaluasi untuk menyempurnakan inovasi.

Dengan mekanisme tersebut, inovasi tidak lagi bersifat satu arah. Peneliti dapat menyesuaikan produknya agar lebih relevan dengan kebutuhan nyata.

“Feedback dari pengguna itu penting. Dari situ inovasi bisa diperbaiki agar lebih user friendly,” kata Arif. Pernyataan ini menegaskan bahwa keterlibatan pengguna menjadi bagian integral dari proses inovasi.

Arif menambahkan bahwa Rumah Inovasi Indonesia juga menjadi bagian dari reformasi tata kelola inovasi nasional. Transparansi menjadi salah satu prinsip utama dalam pengelolaan inovasi tersebut.

Melalui sistem yang terintegrasi, publik dapat memantau inovasi apa saja yang dihasilkan. Selain itu, masyarakat juga dapat mengetahui bagaimana inovasi tersebut dimanfaatkan.

Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga riset. Inovasi yang dihasilkan dapat dinilai secara terbuka dari sisi manfaat dan dampaknya.

Arif menyebut bahwa Rumah Inovasi Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi internal BRIN. Fasilitas ini dibuka untuk seluruh ekosistem riset nasional.

Kolaborasi Lintas Institusi dan Masa Depan Inovasi Nasional

Rumah Inovasi Indonesia dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas institusi. Perguruan tinggi, lembaga riset, hingga mitra industri dapat memanfaatkan fasilitas ini.

Pendekatan kolaboratif ini dinilai penting untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional. Sinergi antar lembaga dapat mempercepat lahirnya inovasi yang berdampak luas.

Arif menegaskan bahwa Rumah Inovasi Indonesia bukan milik satu institusi semata. Konsep ini diusung sebagai rumah bersama bagi seluruh inovator di Indonesia.

“Ini bukan rumah inovasi milik BRIN saja, tapi rumah inovasi Indonesia,” ucap Arif Satria. Pernyataan tersebut menegaskan semangat inklusivitas yang menjadi dasar pengembangan Rumah Inovasi Indonesia.

Dengan konsep tersebut, BRIN berharap inovasi nasional dapat tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor diyakini menjadi kunci keberhasilan inovasi di masa depan.

Rumah Inovasi Indonesia diharapkan menjadi katalis perubahan dalam pengelolaan riset dan inovasi. Inovasi tidak lagi berjalan sendiri, tetapi menjadi bagian dari ekosistem yang saling terhubung.

Ke depan, keberadaan Rumah Inovasi Indonesia diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam peta inovasi global. Hilirisasi riset yang efektif akan mendorong daya saing nasional secara menyeluruh.

Terkini